Rabu, Oktober 19, 2011

Seni patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).

Seni patung di Asia

Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.

Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.

Seni patung di Eropa

Sejarah Tari Pajoge

Asal mulanya Pajoge, timbul semasa kerajaan Bone dahulu. Ada yang mengatakan sejak abad ke VII, tetapi hal itu belum jelas, karena belum ada diketemukan tulisan-tulisan yang dapat memberikan keterangan pasti tentang hal itu, tetapi yang jelas bahwa raja Bone ke 31 Lapawawoi Karaeng Sigeri sangat gemar akan tari Pajoge dan semua anaknya memelihara tari Pajoge.
Jadi dengan demikian bahwa Pajoge lahir di istana raja untuk menghibur raja dan keluarganya, juga untuk menghibur rakyat pada pesta-pesta. Penari-penari pada umumnya diambil dari rakyat biasa saja. Perbedaan dengan tari Pakarena dengan tari Pajoge yang biasa hidup diistana raja yang penari-penarinya dipilih dari keturunan bangsawan atau anak anggota adat. Tetapi Pajoge adalah merupakan tarian rakyat yang dipertontonkan pada pesta raja dan umum. Tarian Sulawesi Selatan
Demikian Pajoge berfungsi sebagai tarian hiburan, juga merupakan alat penghubung antara raja dan rakyat, untuk mendekatkan hubungan agar supaya rakyat tetap cinta kepada rajanya dan sebaliknya.

Tari Pagellu

Tari Pagellu sangat popular dikalangan masyarakat sejak dahulu. Menurut kalangan mereka Pa’gellu adalah alat untuk melahirkan rasa keindahan, rasa pujaan, rasa gembira dalam bentuk gerakan badan, terutama tangan dan telapak tangan, beserta jari-jari. Pa’gellu erat dengan keyakinan Toraja.

Pagellu erat sekali hubungannya dengan kepercayaan orang-orang Toraja pada masa lalu, yaitu sebelum agama Islam dan agama Kristen masuk di Toraja. Menurut kepercayaan Aluk Todolo (Aluk Meman). Yakni kini masih ada yang menganut, Puang Matua (Allah Yang Maha Esa, ada ditempat yang tertinggi dan kuasanya mengatur semua isi dunia). Manusia datang padanya untuk bertobat, menyampaikan permintaan, berterima kasih dan sebagainya dengan melalui persembahan (pemujaan). Tuhan itu di pujanya dengan Rambu Tuka’ berjenis-jenis Naro, Bua’ Suru’ yang semuanya memerlukan pujaan lahir batin dari manusia. Pujaan lahir ialah dengan mengadakan persembahan yaitu berupa atau persembahan hewan (kerbau, babi, ayam) malo bulanna su’ding pa’todinganna = hewan yang memenuhi syarat.
Pagellu’ salah satu alat pemujaan dalam Rambu Tuka’ kepada Tuhan yang telah memberi hujan, memelihara padi-padi, tanam-tanaman serta menolak wabah penyakit dan lain-lain. Pagellu’ dalam kehidupan orang-orang Toraja; peristiwa-peristiwa disawah, menabur bibit, menanam padi, mengawasi padi, menumbuk, menampik dan lain-lain.

Sejarah Tari Pattudu

Dahulu kala anak raja yang berdiam pada suatu gunung dengan beserta hamba sahayanya. Dikeliling rumahnya terdapat mata air dan kebun bunga-bungaan yang sangat suburnya. Pada suatu ketika anak raja itu pergi berburu dan tiba-tiba disuatu tempat yang namanya Peda-peda terdengar olehnya suara gadis-gadis yang sementara menyanyi dari atas gunung, maka anak raja tersebut mendatangi tempat itu dan nampaklah olehnya tujuh gadis yang rupawan sementara menari-menari di antara pohon bunga-bungaan. Timbullah keinginan dalam hati anak raja untuk menjadikan permaisuri dari salah seorang gadis-gadis tersebut. Maka dicarilah jalan bagaimana agar maksudnya dapat tercapai.

Setelah beberapa hari, hal tersebut di atas nampaknya selalu berulang-ulang sedangkan anak raja telah mengetahui pula bahwa setelah gadis-gadis itu selesai menari, juga mereka pergi mandi disuatu kali yang tidak jauh dari bunga-bungaan, dan pada waktu mereka mandi adalah sudah menjadi kebiasaan tak selembarpun benang yang menyertai tubuh mereka. Dan demi tercapainya maksud sang anak raja maka timbullah keinginannya mengambil pakaian salah seorang diantara gadis-gadis itu. Dan setelah ia berhasil, ternyata pakaian yang ia peroleh adalah kepunyaan Putri Bungsu sedangkan gadis-gadis lainnya yang luput dari kejadian itu, terpaksa meninggalkan saudaranya yang tidak dapat lagi terbang balik ke kayangan.
Tinggalah sang putri bungsu dan ia dijadikan permaisuri sang anak raja. Resepsi perkawinan sang raja dengan sang putri Bungsu (Putri Kayangan) dilaksanakan dengan cara pesta adat kerajan dimana harus diadakan tari-tarian sesuai dengan gerakan-gerakan tari yang dimainkan oleh putri-putri kayangan ketika bermain-main di atas pohon bunga-bungaan.

Tarian yang dimainkan inilah yang dinamai Pattudu. Tarian Pattudu pada dahulu kala oleh raja Todilaling (Arajang Balannipa-I). dibawah turunan ke daerah Napo untuk dijadikan tarian khusus pada upacara-upacara adat dan juga pada penyembahan dewa. Setelah masuknya agama Islam di tanah Mandar, maka oleh Raja Tomatino di Limboro(Arajang Balannipa ke-14) mengubah fungsi tarian itu menjadi tarian hiburan raja-raja pada pesta adat pelantikan raja-raja dan lain-lain. Jumlah penari yang memainkan tarian ini sekurang-kurangnya enam orang.

Sejarah Tari Pajaga

Seperti kita maklumi bahwa sebelum agama Islam masuk kerajaan Luwu (sebelum tahun 1604) maka yang dianut oleh masyarakat Luwu adalah agama Animisme. Agama yang mempercayai banyak dewa. Menurut kebudayaan bahwa seni lahir dari agama setelah pada satu tingkat kebudayaan, manusia percaya pada adanya dewa-dewa.

Macam Gerakan Tari Pakarena

Sejarah Tari Pakarena

Dalam perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa, keadaan lingkungan alam dan lain-lain sebagainya, adalah beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat dari suatu bangsa. Sebagian perkembangan ini, dapat kita temu dengan adanya tata cara hidup dalam kehidupan manusia. Demikian melalui sejarah kesenian kebudayan Sulawesi Selatan. Dewata ini, dikenal berbagai macam kesenian yang kesemuanya ini adalah merupakan satu pertanda bahwa betapapun, masyarakat Sulawesi Selatan telah pula bangkit, atau mengikuti perkembangan dunia, lewat kesenian kebudayaannya yang mana salah satu dari sekian banyak hal-hal yang dapat menunjang terwujudnya kemajuan bangsa. Ditinjau dari segala segi, utamanya pengaruh keadaan, lingkungan, kini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Tari Pakarena yang pada mulanya merupakan tarian pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau bergantung kepada alam tak nyata atau alam gaib, dimana tari adalah merupakan salah satu cara untuk menyampaikan hasrat atau keinginan akan berhasilnya sesuatu yang diinginkan, persembahan seperti ini hamper sama, yakni ketika manusia masih hidup dalam kehidupan alam primitive. Bahwa pernyataan gerak adalah lambing komunikasi manusia antara manusia, utamanya kepada Dewata atau Batara.
Kemudian setelah masuknya agama Islam di daerah (Rumpun yang memelihara tari Pakarena, antara lain; Gowa, Bantaeng, Jeneponto, Selayar, Takalar). Tari Pakarena ini telah menjadi tari adat, dimana tari tersebut hidup dan berkembang dalam lingkungan istana yaitu diadakan pada upacara-upacara adat. Hingga dengan pesatnya perkembangan Kerajaan Gowa, sejak Tumanurung merajai Butta Gowa (Daerah Gowa) sampai saat pemerintahan Sultan Hasanuddin menjadi raja. Tamu-tamu terhormat dan tarian ini tetap terpelihara dalam istana. Tarian Sulawesi Selatan

Budaya Bugis

Tidak seperti bahagian Asia Tenggara yang lain, Bugis tidak banyak menerima pengaruh India di dalam kebudayaan mereka. Satu-satunya pengaruh India yang jelas ialah tulisan Lontara yang berdasarkan skrip Brahmi,yang berkembang melalui arus perdagangan. Kekurangan pengaruh India, tidak seperti di Jawa dan Sumatra, mungkin disebabkan oleh komuniti awal ketika itu kuat menentang asimilasi budaya luar.
Permulaan sejarah Bugis lebih kepada mitos dari sejarah lojik. Di dalam teks La Galigo, populasi awal adalah terdapat di pesisir pantai dan tebing sungai dan dan menempati wilayah wilayah yand dekat dengan pusat perairan. Penempatan di tanah tinggi pula didiami oleh orang Toraja. Penempatan-penempatan ini bergantung kepada salah satu daripada tiga pemerintahan yaitu Wewang Nriwuk, Luwu’ dan Tompoktikka. Walau bagaimanapun, pada abad ke 15, terdapat kemungkinan penempatan awal tersebar di seluruh Tana Ugi, malahan jauh ketengah hutan dimana tidak dapat dihubungi melalui pengangkutan air. Mengikut mitos, terdapat migrasi yang ingin mencari tanah baru untuk didiami. Implikasi penempatan ditengah-tengah hutan ini ialah perubahan fizikal hutan, dimana hutan-hutan ditebang dan proses diteruskan sehingga abad ke 20.

Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata ‘Bugis’ berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina (bukan negara Tiongkok, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar didunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Bahasa


aksara bugis

Sinrili alat musik dari tanah Bugis

Harmoni alunan nada terdengar lembut dibarengi dengan cerita rakyat yang dikumandangkan. Cerita penuh nilai moral tersebut lugas dibawakan bersama alat musik tradisional tersebut. Sang pemain juga lengkap menggunakan pakaian adat Bugis Makassar. Bagian kepala dibungkus kain patonra. Sarung tenung juga melengkapi pakaian tradisional ini yang memang wajib dikenakan saat memainkan Sinrili.

asal mula Drum dan kelengkapannya

Beduk yang dipukul dengan irama tertentu memang memarakkan malam takbiran. Bunyi beduk dihasilkan dari getaran pada tarikan selaput (membran), karena itu dapat diklasifikasikan sebagai membranofon. Ada pula yang memasukkannya dalam kategori perkusi kulit, sekelompok dengan gendang, rebana, tambur, tifa, dll. Untuk mudahnya, kemudian perkusi kulit disebut sebagai drum.
Ada begitu banyak jenis drum tradisional, karena budaya yang berbeda menciptakan bentuk dan bahan drum yang berbeda pula. Ada yang jangkung, gemuk, bersisi satu atau dua, misalnya, tabla dan dholak dari India, atau taiko dari Jepang.

Alat musik yang biasanya dipukul (dengan tangan atau stik) itu, ada yang berbunyi khas justru bila diusap, maka namanya friction drum. Ada pula yang begitu dangkal "tubuh"-nya sehingga tidak dapat bertindak sebagai resonator suara, disebut frame drum. Misalnya tamborin.
Frame drum dimainkan orang di Timur Tengah kuno (khususnya kaum wanita), Yunani, dan Roma, selanjutnya menyebar ke Eropa Tengah.

Sasando alat musik dari pulau Rote

Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.

Musik modern

Wilayah nusantara terdiri dari berbagai daerah/suku budaya, sehingga kaya akan keragaman seni musik. Musik nusantara sering diidentikkan dengan musik tradisional, sedangkan musik modern berasal dari Barat. Apakah nusantara tidak memiliki musik modern? Seiring dengan perkembangan jaman yang telah mengglobal, seni musik nusantara pun berinteraksi dan dapat pengaruh dari unsur-unsur musik Barat dan lahirlah musik-musik modern nusantara.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:

Tarian Indonesia

Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.


Seni Tari Kontemporer

Perkembangan dunia tari dewasa ini semakin marak, semua ini ditandai dengan adanya berbagai negara telah menyelenggarakan festival tari baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Jika ditinjau dari segi gaya serta coraknya cukup membuat dunia tari semakin hidup, seolah-olah tidak akan pernah mati, dimulai dari festival tari rakyat, klasik, modern sampai pada tari kontemporer yang saat ini tumbuh dan berkembang. Kegiatan seperti ini merupakan kesempatan emas guna untuk memacu kreativitas para penari, koreografer, kritikus, penulis sampai pada manajemen kesenian itu namun tari telah pula sendiri.

Macam-macam Gerakan Tari Bali

Tarian Bali sangat unik, dinamik, dan gerakan-gerakannya sangat beragam. Ketika menari seorang penari harus mampu memainkan seluruh anggota badannya, dari kepala hingga jari-jari kaki. Hal paling penting yang perlu diingat waktu menari adalah dia harus selalu membengkokkan lututnya melengkungkan punggungnya ke belakang, dan membusungkan dadanya.
Di bawah ini diberikan beberapa contoh gerakan.

Contoh gerakan kaki
  • Tampak sirang pada berarti tapak kaki sama serong
  • Ngumbang pada dasarnya berarti berjalan
  • Tayog berarti berjalan goyang
  • Nyeregseg berarti bergeser cepat
  • Tayog demang berarti berjalan dengan tangan di pinggang
Contoh gerakan tangan
  • Luk nagasatru berarti tangan berputar ke arah dalam
  • Nepuk kampuh berarti tangan menekan kampuh atau kamen di dada
  • Ngaweh berarti tangan melambai
  • Mungkah lawang adalah gerakan pembuka tarian
  • Nabdab gelung berarti tangan meraba gelungan
Contoh gerakan jari

Macam - Macam Tarian Tradisional Indonesia

1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong

Macam Macam Tarian Mancanegara

Tarian Negara Kamboja.
Gerakannya lambat, seperti menghipnotis, mencerminkan gerakan tarian dari Negara Kamboja. Tubuh penari harus fleksibel dan seperti tak bertulang.

Tarian Samba, Brazil.
Gerakannya cepat dan seperti halnya tarian dari Amerika Selatan, mereka memiliki akar dari Afrika dan Karibia.

Tari Bali, Indonesia.
Di Bali, pelajaran menari diberikan secara terbuka sehingga semua orang dapat menyaksikannya. Pengajar tari bali tak hanya mengajarkan gerakan tari Bali, namun juga membetulkan posisi badan agar tercapai bentuk yang sempurna.

Tarian Jepang.
Gerakannya anggun dan biasanya mementingkan unsur simetris. Tarian Jepang tak hanya ditarikan oleh kaum muda saja, melainkan juga oleh kaum tua.

Tarian Limbo, Afrika Barat.
Penari limbo tak hanya menunjukkan kemahirannya menari, namun juga mencampurnya dengan gerakan akrobatik. Mereka harus bisa melewati kayu dengan melenturkan tubuh ke belakang. Makin mahir, mereka membakar kayu yang akan dilewati.

Tari Balet.
Untuk belajar tari balet, memerlukan waktu yang panjang agar bisa menguasai teknik-tekniknya. Dalam balet klasik, penari harus memiliki stamina kuat dan gerakan yang ditarikan harus terlihat anggun.

Tari Tonga.
Tarian yang berasal dari pulau Pasifik ini menarikan puisi yang dibuat berdasarkan mitos dan legenda. Misalnya, jika puisi tersebut menggambarkan bunga, penari mengayun-ayunkan tangannya seolah angin yang membawa wanginya bunga. Penari Tonga biasanya berdiri atau duduk, dengan menggerakkan tangan dengan anggun.

Tari Kathak, India.
Tarian dari India ini sangat enerjik dan penarinya dengan lihai dapat mengembangkan tarian dengan gerakan kaki dan tangan mereka. Penari akan berkomunikasi dengan pemusik seiring tariannya berlangsung.

Tari Tiwi, Australia.
Tarian yang berasal dari suku Aborogin, Australia ini dipertunjukkan dengan gerakan yang kuat, dimana setiap pergantian gerakan harus dilakukan dengan tepat sesuai pukulan alat musik.

Tari Flamenco, Spanyol.
Tiga komponen penting dalam tarian Flamenco adalah nyanyian, tarian dan gitar. Awalnya tarian ini hanya dipertunjukkan dengan tepukan tangan dan nyanyian yang mengiringi tarian. Baru belakangan ditambahkan gitar sebagai pelengkap.

Tari Haka, New Zealand.
Pada jaman dulu, suku Maori di New Zealand biasa menarikan tarian Haka sebelum berperang dan sesudah memenangkan peperangan. Kini, tim rugby New Zealand melakukan hal yang sama sebelum memulai pertandingan.

Tari Buffalo.
Tarian yang muncul di abad 19 ini dilakukan sebelum suku Blackfoot melakukan perburuan. Tarian ini dipercaya sebagai penghormatan terhadap hewan yang akan mereka buru (buffalo=kerbau).

Tari Morris, Inggris.
Tarian ini dipertunjukkan dalam festival-festival. Dulu hanya laki-laki yang menari Morris, namun sekarang semua orang menarikan tarian ini. Biasanya kostum yang mereka pakai adalah baju putih, topi dengan hiasan bunga, dan selempang dua warna yang disematkan bel kecil. Mereka juga membawa tongkat kecil atau sapu tangan.

Tari Domba, Afrika Selatan.
Tarian ini diperuntukkan bagi gadis yang menjelang dewasa.

Tari Jawa, Indonesia.
Penari Jawa harus elegan dan anggun, melambangkan spiritual dan kebijaksanaan kerajaan.

Tari Kipas, Korea.
Penari kipas dari Korea menggunakan kipas yang besar dalam berbagai warna. Lalu mereka menyatukan kipas mereka dan menggerakkannya secara teratur mengayun ke atas dan ke bawah.

Tari Yunani.
Tarian ini biasanya berbentuk lingkaran terbuka. Penari berpegangan tangan atau merangkul pinggang, atau bahu kemudian berputar-putar sambil mengangkat kaki mereka.

Tari Naga, China.
Dalam mitologi China, naga menggambarkan kegagahan, keningratan dan keberuntungan. Tari naga digunakan untuk mengusir setan dan membawa keberuntungan bagi semua orang. Penarinya memiliki kemampuan bela diri.

Seni Rupa Terapan

Seni terapan ( Aplied Art ) adalah seni yang menjadikan fungsi sebagai tujuan utama dimana kreativitas artistik hanyalah komponen yang melengkapinya .
Contah :
  1. Batik
  2. Ornamen pada rumah2 adat
  3. Gerabah atau keramik
  4. Senjata2 tradisional seperti : keris , rencong , mandau dsb
  5. Pakaian2 adat yang ada di nusantara : mulai dari Aceh sampai Papua.
Pewarna alami untuk 5 warna primer :

Keindahan Kaligrafi Arab

Seni menulis indah atau kaligrafi diciptakan dan dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam, mendapat sambutan luar biasa. Hal ini berbeda bila dibandingkan seni Islam yang lain. Kaligrafi memperoleh kedudukan yang paling tinggi dan merupakan ekspresi spirit Islam yang sangat khas. Oleh karena itu, kaligrafi sering disebut sebagai 'seninya seni Islam' (the art of Islamic). Kualifikasi ini memang pantas karena kaligrafi mencerminkan kedalaman makna seni yang esensinya berasal dari nilai dan konsep keimanan. Oleh sebab itu, kaligrafi berpengaruh besar terhadap bentuk ekspresi seni yang lain. Hal ini diakui oleh para sarjana Barat yang banyak mengkaji seni Islam, seperti Martin Lings, Titus Burckhardt, Annemarie Schimmel, dan Thomas W Arnold. Kaligrafi adalah dasar dari seni perangkaian titik-titik dan garis-garis pada pelbagai bentuk dan irama yang tiada habisnya serta tidak pernah berhenti merangsang ingatan (dzikir) akan situasi hati. Kaligrafi adalah sebutan yang mengarah pada penjelmaan perasaan seseorang, melewati huruf. Penjelmaan jiwa duniawi yang secara terus-menerus memberi pesan spiritual.


Kritikus Seni Rupa

Kritikus seni atau ialah orang yang melakukan kritik terhadap karya seni orang lain atau dirinya sendiri (self-critic). Idealnya seorang kritikus harus memiliki ketajaman dan sensibilitas indera, pikiran dan perasaan. Ketajaman dan sensibilitas tersebut terintegrasi dalam satu kapasitas reasoning dan creative, jika dilandasi :

Aliran-Aliran Seni Rupa

Salam Budaya...
Berbagai aliran dalam seni rupa berkembang terus dari jaman ke jaman, antara lain :

1. Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau landscape.

2. Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu. Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau peristiwa yang memilukan.

3. Romantisme

Seni rupa Islam

Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang.

Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.

Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque.Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang.

Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.

Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque.

Seni rupa asli Jazirah Arab

Ilmu-ilmu Seni

ilmu seni harus dibedakan dengan seni. Seni itu soal penghayatan, sedangkan ilmu adalah soal pemahaman. Seni untuk dinikmati, sementara ilmu seni untuk memahami. Orang dapat ahli dalam menikmati seni, dan mampu menunjukkan karya seni yang baik, tetapi kalau ditanya mengapa sebuah karya seni bagus dan yang lain kurang bagus, belum tentu ia mampu menjawabnya. Padahal, pilihannya terhadap aneka karya seni yang baik selalu tepat. Orang jenis ini memang penggemar seni dan dapat menilai seni berdasarkan pengalamannya dalam bergaul dengan berbagai karya seni. Tetapi, seorang ahli seni yang sesungguhnya akan dapat memilih karya seni yang baik dan sekaligus mempertanggungjawabkan mengapa karya itu dianggapnya bagus. Di satu pihak terdapat peristiwa cinta seni tanpa memahami, dan di pihak lain mencintai seni dengan pemahaman. Cinta tanpa memahami dapat tidak setia dan tidak awet.

PERIODE SENI RUPA MODERN DI INDONESIA

Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan. Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan originalitas.

Peirode Perintis (1826-1880),  perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Perancis, beliau dapat merintis kemunculan seni rupa Modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran Romantis dan Naturalis. Aliran Romantisnya menampilkan karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya Naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret.

Kamis, Oktober 13, 2011

Ketangkasan Pa'raga

TAHUKAH Anda bahwa asal muasal sepak takraw adalah pa'raga atau sepak raga? Ini adalah sebuah permainan khas Makassar yang memadukan unsur ketangkasan dan bela diri. Atraksi pa'raga masih terus dimainkan oleh para pemuda di Makassar hingga saat ini.

Kesamaan pa'raga dengan sepak takraw adalah sama-sama menggunakan bola rotan dan memainkannya dengan kaki. Tetapi pa'raga mempertontonkan atraksi yang luar biasa, bukan sekedar menendang bola agar jatuh ke daerah lawan seperti pada sepak takraw.

Pemain pa'raga biasanya adalah para pemuda yang terlatih baik. Mengenakan pakaian adat yang terdiri dari passapu (penutup kepala khas Makassar berbetuk segi tiga), baju tutup (jas tradisional), dan lipa sabbe (sarung khas Makassar yang terbuat dari kain sutera), para pemuda ini beratraksi.

Unsur-unsur Tari

Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan   perasaan   manusia   di   dalam   dirinya   untuk   mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk  media  gerak  sehingga  menjadi  wujud  gerak  simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.

 Unsur-unsur Tari

Pengetahuan Dasar,Pokok dan Komposisi Tari

Media tari adalah gerak tubuh manusia. Melalui gerak tubuh manusia dipakai untuk mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman sang seniman kepada orang lain.
Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga, ruang, dan waktu.
Ada dua jenis tari, yakni tari tradisional dan tari non-tradisional. Hal yang termasuk tari tradisional Indonesia adalah tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Ketiga jenis tari ini tujuan upacara, hiburan, dan tontonan Sedangkan yang termasuk dalam jenis tari non-tradisional adalah tari kreasi baru, tari modern, dan tari kontemporer. Ciri khas tari kreasi baru adalah tari tradisional yang diperbaharui. Ciri khas tari modern dan tari kontemporer adalah penemuan baru dalam hal tema, bentuk, dan penyajian tari.
Wujud tari modern dan tari kontemporer Indonesia biasanya merupakan gabungan dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula yang sepenuhnya menampilkan unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini.

Unsur Pokok Tari

Fungsi Seni

     Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan.
     Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka. Bahkan seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia:

1.Fungsi Individual/ fungsi pribadi 
Charles Batteaux (1713-1780) membedakan seni menjadi dua, yaitu:

Seni murni (fine art/ pure art)
Seni terapan (useful art/ applied art)

Pengelompokan tersebut berdasarkan fungsi seni bagi kehidupan seorang seniman. Berdasarkan teori tersebut, maka fungsi seni bagi seorang individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Unsur-Unsur Senirupa

Adapun Unsur-unsur Seni rupa adalah:
Garis
Bidang
Ruang
Warna
Tekstur
Bentuk
Gelap Terang (cahaya)

1.Garis 
Garis adalah unsur senirupa yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik.

Garis selalu dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa. Dalam hal ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang diciptakan (sengaja maupun tidak sengaja).

Contoh:
Garis alamiah:
Garis cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan langit.

Garis yang diciptakan:
Pada gambar ilustrasi, garis hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja.
Garis yang timbul karena diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak disengaja.

Fungsi garis:

Teori Keindahan obyektif dan subyektif

Teori Keindahan
     Estetik kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan teori keindahan (theory of beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk mengenali apa keindahan itu, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana keindahan itu.
     Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan ialah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang ada pada benda indah ataukah hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut? Penjelasan masalah ini dalam sejarah estetik menimbulkan 2 kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif tentang keindahan atau estetis.
     Kelompok teori obyektif dianut oleh misalnya Plato, Hegel dan Bernard Bosanquet, sedangkan kelompok teori subyektif didukung antara lain oleh Henry Home dan Edmund Burke.

Prinsip Estetik

     Selain unsur senirupa juga ada unsur estetik, yaitu azas atau prinsip untuk mengubah atau merencana dalam proses mencipta nilai-nilai estetik dengan penerapan unsur-unsur senirupa. Untuk ini dibutuhkan rancangan (design), yang karenanya azas atau prinsip estetik sering disebut pula prinsip disain dalam proses mencipta karya.
Sebagai nilai estetik, prinsip estetik yang akan disebut dibawah ini tidak selalu harus berurutan dan lengkap. Penampilan prinsip estetik dari tiap kreator berbeda sesuai dengan pertimbangan pribadinya seperti yang terdapat dalam seni tradisional dan kesenian modern.
Rumusan prinsip estetik merupakan hukum atau kaidah seni yang berfungsi sebagai sumber acuan dalam berkarya seni. Tiap bangsa dan tiap zaman pada hakekatnya memiliki hukum seni yang berbeda.

Prinsip estetik atau prinsip disain:

Proses Disain,Fungsi dan Pengelompokan Disain

Disain 
Kata design dalam kamus Indonesia-Inggris dari John M. Echols berarti: potongan, model, pola, konstruksi, mode, tujuan, rencana. Sedangkan dalam kamus Webster pengertian design adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, menyusun, meningkatkan, pikiran, maksud, kejelasan, dan seterusnya.
     Untuk bidang senirupa dan ilmu kemudian diuraikan lagi menjadi: penataan elemen-elemen yang dipergunakan/ diperlukan dalam memproduksi suatu benda. Secara khusus maka senirupa, disain diartikan: merancang suatu benda dengan memperhatikan unsur-unsur estetis, fungsi, materi, cara pembuatan serta pemasaran.

Beberapa sikap pendekatan disain:

Ide media Seni,Teknis, Estetik,dan Ekspresi

Proses Penciptaan 
Plato dan Aristoteles memandang proses penciptaan merupakan proses peniruan terhadap alam. Pendapat dua tokoh ini sangat didasari oleh pengalaman mereka sebagai tokoh naturalisme.
     Seni itu merupakan suatu jenis kreasi atau penciptaan dan dengan itu ditekankan segi kebaruan dari seni. Seni itu tidak mengulang alam, karena itu Susanne K.Langer menolak teori Aristoteles yang mengatakan bahwa seni merupakan peniruan (mimesis) dari alam. Seni sungguh-sungguh menghasilkan sesuatu yang lain sama sekali dari realitas alamiah. Karya seni meskipun dalam arti tertentu mempunyai kemiripan dengan alam, namun ia sudah tercabut dari kenyataan alamiah. Pada seni terdapat prinsip kelainan dari alam, yang membuat seni itu sungguh-sungguh berdiri sendiri sebagai ciptaan.
     Prinsip ketercabutan dari kenyataan alamiah menjadi prinsip penciptaan seni. Karena Langer bertolak dari asumsi bahwa karya seni adalah hasil simbolisasi manusia, maka prinsip penciptaan seni mengambil pola dari prinsip simbolisasi atau pembentukan simbol.
     Orang percaya bahwa intuisi atau inspirasi memegang peranan yang penting di dalam aktivitas mencipta. Dari pengalaman estetik, manusia memperoleh kesan dalam kehidupannya. Dan manusia cenderung ingin mengabadikan kesan yang dimilikinya. Kesan-kesan inilah yang kemudian dituangkan dan diabadikan dalam sebuah karya seni.
     Ada beberapa unsur yang berperan dalam proses penciptaan seni. Maka dalam usaha memberikan tinjauan atau penilaian terhadap karya seni perlu memperhatikan unsur-unsur tersebut; kedudukan seniman sebagai pencipta (creator), ide dan media yang berpangkal pada seniman dan mencoba menganalisis nilai-nilai teknis dan estetis serta nilai ekspresi.
     Pada diri seorang seniman tentu memiliki kemampuan mengolah segala sesuatu yang ada di dalam (internal) maupun di luar dirinya (eksternal) yang disebut gagasan atau ide melalui penghayatan untuk selanjutnya dinyatakan dalam bentuk ekspresi seni.
     Untuk penghayatan tersebut dibutuhkan kepekaan rasa (sensitifitas) terhadap unsur-unsur seni dan nilai-nilai estetis serta kepekaan terhadap lingkungan. Pada hal ini kita mengenal yang namanya nilai intrinsik seni, yang dimaksud dengan nilai intrinsik seni adalah nilai-nilai non visual (tak nampak) pada suatu karya seni, yang hanya dapat ditanggapi dengan perasaan, dan turut memberikan rangsangan pada rasa keindahan manusia.

Nilai-nilai ini adalah:

Teori Dasar Seni Rupa

1. Pengertian Dasar Tentang Seni
       Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut “cilpa”. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya “su-cilpa” berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. “Cilpacastra” yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
     Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah “ars”, “artes”, dan “artista”. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
     Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi “l'arte” (Italia), “l'art” (Perancis), “elarte” (Spanyol), dan “art” (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).
     Yunani yang dipandang sebagai sumber kebudayaan Eropa walaupun sejak awal sejarahnya sudah mengenal filsafat dan juga fisafat seni, ternyata tidak juga memiliki kata yang dapat disejajarkan dengan pengertian kita sekarang tentang seni. Istilah yang paling dekat dengan pengertian itu ialah “techne” yang sekarang kita kenal memiliki hubungan langsung dengan perkataan “teknik”.

2. Pengertian Dasar Tentang Lingkup Senirupa
    Kata seni yang bersumber dari bahasa asing itu menekankan arti pada hasil aktivitas seniman. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana yang menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut.
     Media sebagai sarana aktivitas seni dapat menghasilkan karya seni setelah melalui proses penciptaan seniman berdasarkan pertimbangan artistik (nilai artistik). Jadi karya seni sesuai dengan media yang dipakai meliputi jenisnya; antaranya senirupa (visual art).

Pengertian dasar tentang lingkup senirupa (visual art) sesuai dengan media aktivitas:
Seni Murni:
Seni Lukis
Seni Patung
Seni Grafis

Disain:
Disain Grafis (Komunikasi Visual)
Disain Interior
Disain Produk (Disain Industri)

Kria:
Kria Tekstil
Kria Kayu
Kria Keramik
Kria Gelas, dll.

Pada masa lampau tidak ada perbedaan yang tegas antara seniman dan kriawan, antara artists dan craftsman. Charles Batteaux (1713-1780) membedakan seni menjadi dua, yaitu:
Seni murni (fine art/ pure art)
Seni terapan (useful art/ applied art)
Dengan timbulnya istilah seni murni (fine art) dalam abad 18 mulailah terjadi perbedaan yang mendasar tentang seni murni dan seni pakai.
Seni berkembang terus, dan pada abad 19 ada usaha untuk menyatukan kembali antara seni dan kria, dalam sejarah senirupa, kita mengenal lahirnya “Werkstatte” di Austria dan “Bauhaus” di Jerman merupakan suatu usaha untuk menyatukan kembali seni murni dan seni pakai. Lahirlah istilah yang kita kenal sekarang dengan sebutan disain industri.
     Namun demikian, perkembangan senirupa sejak tahun 60an sampai sekarang telah menunjukkan suatu perkembangan yang berbaur dengan berbagai disiplin seni, seperti munculnya seni Happening, seni Instalasi, Multimedia dan lain-lain, juga batasan antara seni kria yang betul-betul memiliki kemahiran teknik (buatan tangan) dengan campuran yang menggunakan alat industri, juga perkembangan teknologi fotografi yang demikian maju.

Asal Mula Sol Mi Sa Si

Sol Mi Sa Si

Pasti semua mengenal solmisasi yang diucapkan dengan lafal Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do. Solmisasi tersebut diucapkan sesuasi dengan susunan tangga nada mayor, yang memiliki jarak nada 1-1-1/2-1-1-1-1/2.
Do ke Re berjarak 1 laras, Re ke Mi berjarak 1 laras, Mi ke Fa berjarak 1/2 laras, Fa ke Sol berjarak 1 laras, Sol ke La berjarak 1 laras, La ke Si berjarak 1 laras, dan Si ke Do berjarak 1/2 laras.
Bisa dibayangkan, seandainya tidak ada solmisasi seperti itu, bagaimana kita bisa memainkan musik, ataupn menyanyikan lagu. Jangankan menyanyikan lagu. Untuk menulis lagu saja pasti susah sekali.
Yang memiliki ide untuk membuat solmisasi tersebut pada awalnya adalah seorang Rahib dari ordo Benediktin yang bernama Guido dari Arezzo. Rahib tersebut berusaha untuk mengajarkan solmisasi yang pertama kali ditemukan, kepada murid-muridnya untuk menghafalkan lagu-lagu rohani.
Namun, solmisasi yang saat itu dibuat tidaklah seperti sekarang ini. Solmisasi yang dibuat Rahib tersebut hanya berjumlah 6 nada yang terdiri dari Ut, Re, Mi Fa, Sol, La. Kata-kata solmisasi tersebut diambil dari suku kata pertama dari mnemonis yang dibuat oleh rahib tersebut, yaitu:
  • Utqueant laxis
  • Resonare fibris
  • Mire gestorum
  • Famuli tuorum
  • Solve pollutis
  • Labiis reatum

NAMA DAN NILAI NOT BALOK

Not Balok

 NAMA DAN NILAI NOT BALOK
                  A.POHON NOT
Sesuai dengan arti not balok di Kamus Besar Bahasa Indonesia pada bahasan di atas, yaitu not yang tidak dilambangkan dengan angka, tetapi dengan garis-garis dan tanda-tanda lain. Garis – garis yang dimaksud adalah garis paranada, sedangkan tanda – tanda lain yang dimaksud adalah, penuh tidaknya kepala not, ada tidaknya tangkai not, serta berapa banyak jumlah bendera yang ada pada tangkai not.
Pada bahasan ini, yang dimaksud dengan nama not adalah sebutan not tersebut, dan untuk nilai not berarti menjelaskan panjang pendeknya bunyi not tersebut jika dimainkan. Agar lebih mudah untuk belajar nama dan nilai not balok, sebaiknya cermati dahulu Pohon Not (Note Tree) berikut ini.


Pengenalan Umum Not Balok

            A.BENTUK NOT BALOK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 1989, not berarti tanda nada yang tentu pada musik; titi nada. Sedangkan menurut Kamus Musik (Pono Banoe), not berarti lambang yang melukiskan nada secara visual. Notasi Balok berarti tulisan musik dengan mempergunakan 5 garis datar guna menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada.
Not balok digunakan untuk keperluan bermain musik, jadi untuk pemain musik, not balok merupakan sesuatu hal yang bisa dibilang sebagai makanan sehari – hari. Bentuknya yang terbilang aneh (beberapa orang menyebutnya sebagai gambar kecambah), kadang – kadang membuat seseorang bingung membacanya, karena dianggap tidak semudah membaca not angka.
Padahal jika seorang pemusik sudah bisa membaca not balok, maka pasti lebih mudah baginya untuk bermain musik berdasarkan not balok, daripada not angka. Secara umum bentuk not balok adalah kepala not yang berbentuk elips, memiliki tangkai, dan memiliki bendera di ujung tangkai, seperti gambar berikut:

Dalam bentuk umum di atas, kepala not digambarkan sebagai bulatan elips yang penuh, jika ada bulatan elips yang berrongga, berarti not balok tersebut memiliki nilai panjang pendek lain. Penentu panjang pendek not, selain bergantung pada gambar rongga kepala, juga digambarkan pada tangkai dan jumlah bendera.  
               B.MEDIA PENULISAN NOT BALOK

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...