Jumat, Februari 10, 2012

Ternyata Shuffle Dance berasal dari Australia

Shuffle Dance berasal dari Melbourne, Australia. Shuffle Melbourne membawakan tariannya ini sekitar pada tahun 1980an. Namun pencipta awalnya adalah Paula Abdul, seorang koreografer pada tahun 1980an. Tarian ini mulai ngetrend di Australia sekitar pada tahun 2004 dan sampai di Indonesia sekitar tahun 2006.
Gerakan dance yang ini terhitung berbeda dengan dance yang lainnya, karena tariannya lebih mengandalkan kekuatan kaki. Shuffle dance lebih menggabungkan gerakan tangan dengan kaki yang lebih berfokus pada tumit. Gerakannya seputar langkah hopping atau geser yang dilakukan sedemikian rupa pada kecepatan tertentu dan terlihat seperti seorang pelari.
Macam-macam gerakan Shuffle

Beatbox dari tempo dulu sampai sekarang

Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang mengfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan vokal perkusi maupun dengan multivokalisme. Meskipun pada dasarnya sama, namun secara umum perbedaan Beatbox terletak pada keterkaitannya dengan budaya dan musik Hip Hop. Meski demikian pada prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop, R&B, dan sebagainya.

Acapella,bernyanyi tanpa alat musik

Acapella adalah suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi oleh alat musik. Perkembangan acapella dimulai dari para imigran afrika yang sudah terbiasa bernyanyi dalam perayaan pesta-pesta di suku-suku pedalaman. Kemudian pada jaman perbudakan mereka mulai menirukan
orang-orang kaukasia (bule) yang bernyanyi di gereja2 yang diiringi alat musik.

Oleh karena mereka tidak mampu membeli atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk memainkan alat musik itu, mereka menirukan suara berbagai alat musik
untuk mengiringi nyanyian-nyanyian di tenda-tenda tempat mereka berkumpul. Acapella bagi orang kaukasia tadinya hanya dianggap bernyanyi dengan pembagian suara tanpa alat musik dan tanpa menirukan suara alat musik. Tetapi bagi orang Afrika lain, mereka menyanyi sekaligus menirukan suara alat musik, jadi lebih lengkap. Hal ini akhirnya ditiru oleh bangsa-bangsa lain terutama Spanyol yang akhirnya meninggalkan warisan teknik bernyanyi ini sampai di Filipina.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...