Jumat, Februari 26, 2016

Sastra terpanjang Dunia La Galigo

LA GALIGO

La Galigo adalah epik terpanjang dunia. Ianya wujud sebelum epik Mahabharata. Ianya mengandungi sebahagian besar puisi ditulis dalam bahasa bugis lama. Epik ini mengisahkan tentang kisah Sawerigading, seorang pahlawan yang gagah berani dan juga perantau. La Galigo tidak boleh diterima sebagai teks sejarah kerana ianya penuh dengan mitos dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Walau bagaimanapun, ia tetap memberi gambaran kepada sejarahwan mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke 14.
Sebahagian manuskrip La Galigo dapat ditemui di perpustakaan-perpustakaan di Eropah, terutamanya di Perpustakaan Leiden. Terdapat juga 600 muka surat tentang epik ini di Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara, dan jumlah mukasurat yang tersimpan di Eropah dan di yayasan ini adalah 6000 tidak termasuk simpanan oleh orang perseorangan.

Kitaran Hayat La Galigo

Bissu,Bukanlah Waria biasa

Dalam budaya Bugis masa silam, waria, wandu, atau banci, punya kedudukan terhormat yakni sebagai “penyambung lidah” rakyat dan raja, dengan para dewa. Dalam perjalanannya, peran bissu – begitu kaum waria sakti ini disebut – perlahan menghilang, bahkan nyaris punah gara-gara perubahan iklim politik negeri ini. Kini, mereka yang tersisa, mencoba bangkit kembali.
Kecamatan itu bernama Segeri. Letaknya di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), sekitar 70 kilometer arah Utara Makassar. Di daerah pesisir Barat Sulawesi Selatan itu, terdapat ratusan tambak penghasil bandeng, kepiting dan udang. Bisa jadi karena orang Sulsel umumnya gemar makan ikan, maka daerah ini bisa dikenal luas. Jalan Trans-Sulawesi, jalur darat dari Makassar ke Manado, juga melintasi daerah ini.
Di Segeri, tepatnya di sekitar Pasar Sentral, rasanya tak ada yang tidak mengenal Eka. Pemilik Salon “Eka” yang sekaligus dikenal sebagai perias pengantin andal. Kata orang, riasan tangan gemulainya bisa membuat pasangan pengantin terlihat lebih cantik dan bercahaya. Tapi selain itu, waria 29 tahun ini juga dikenal masyarakat sebagai satu dari sedikit bissu yang tersisa di Segeri.
Bissu, gampangnya bisa kita sebut sebagai pendeta agama Bugis kuno pra-Islam. Asal katanya bessi, berarti bersih. Para waria yang menjadi bissu dianggap suci, tidak kotor, karena mereka tidak berpayudara dan tidak menstruasi. Selain waria, ada pula bissu perempuan, yaitu mereka yang menjadi bissu setelah mengalami menopause.
Selayaknya pria-pria berjiwa perempuan, Eka dan para waria lain bermata pencaharian yang terkait urusan kawin-mawin. Mereka menangani tata rias, membuat baju pengantin, peralatan pesta, bahkan sampai tata urutan perayaannya. Penghasilannya jauh dari sekadar lumayan. Saat musim hajatan, wedding organizer tingkat kampung macam Eka, bisa menangani lima sampai sepuluh pasang pengantin per hari. Satu pasang tarifnya paling minim Rp 2 juta.

Kamis, Februari 25, 2016

Baju Bodo dan Lipa Sa'bbe

Baju Bodo

Malabbiri memang tongngi
Tulolona Sulawesi
Mabbaji ampe mabbaji ampe
Alusu' ri pangadakang

Tulolona Sulawesi..
Tulolona Sulawesi..

Malabbiri memang tongngi
Tulolona sulawesi
Mabbaju bodo mabbaju bodo
Nakingking lipa' sabbena..


Sepenggal lirik lagu yang menggambarkan seorang dara mengenakan baju bodo dan lipa' sabbe.

Baju bodo adalah baju adat Bugis-Makassar yang dikenakan oleh perempuan. Sedangkan Lipa' sabbe adalah sarung sutra, biasanya bercorak kotak dan dipakai sebagai bawahan baju bodo.

Kumpulan Pantun jenaka









Klo melihat judulnya saja,anda pasti berfikir bahwa Pantun jenaka tersebut membuat anda tertawa terbahak-bahak karna kata-katanya..yang kadang mengandung unsur rayuan(gombal)..atau mengejek orng lain,tapi inilah pantun..
Tak usah panjang lebar,Mending teman-teman langsung nikmatin aja Kumpulan  Pantun Jenaka di bawah ini:

Sejarah Tari Pakarena


Memang tak ada orang yang tahu persis sejarah Pakarena. Tapi dari cerita-cerita lisan yang berkembang, tak diragukan lagi tarian ini adalah ekspresi kesenian rakyat Gowa.

Menurut Munasih Nadjamuddin yang seniman Pakarena, tarian Pakarena berawal dari kisah mitos perpisahan penghuni boting langi (negeri kahyangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu. Sebelum detik-detik perpisahan, boting langimengajarkan penghunilino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam, beternak hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual saat penduduklino menyampaikan rasa syukurnya kepada penghuni boting langi.

Sebagai seni yang berdimensi ritual, Pakarena terus hidup dan menghidupi ruang batin masyarakat Gowa dan sekitarnya. Meski tarian ini sempat menjadi kesenian istana pada masa Sultan Hasanuddin raja Gowa ke-16, lewat sentuhan I Li’motakontu, ibunda sang Sultan. Demikian juga saat seniman Pakarena ditekan gerakan pemurnian Islam Kahar Muzakar karena dianggap bertentangan dengan Islam. Namun begitu tragedi ini Tarian Pakarena dan musik pengiringnya bak angin kencang dan gelombang badai. Terang musik Gandrang Pakarena bukan hanya sekedar pengiring tarian. Ia juga sebagai penghibur bagi penonton. Suara hentakan lewat empat Gandrang atau gendang yang ditabuh bertalu-talu ditimpahi tiupan tuip-tuip atau seruling, para pasrak atau bambu belah dan gong, begitu mengoda penontonya.

Alat musik Conga

conga


Conga drum yang berasal dari Afrika. Nama conga mungkin berasal dari nama itu tanah, yang Congolaise dari Afrika. Namun, yang Conga juga disebut Tumbadora.

Conga yang merupakan keturunan yang berbentuk kerucut berbentuk drum dari "Makuta".

Conga yang telah melalui beberapa perubahan dalam bentuk dan bahan-bahan yang sejak semula ia diciptakan. Hari congas lebih berbentuk kerucut bulat dari para leluhur. Conga yang pada awalnya dibuat dari kayu, tetapi saat ini tersedia dalam fiberglass juga.

Pantun

Pantun adalah salah satu puisi lama yang dikenal cukup luas dalam berbagai macam bahasa bahasa yang ada di Nusantara. Contohnya, dalam bahsa Jawa pantun dikenal dengan sebutan Parikan, sementara itu dalam bahasa Sunda, pantun dikenal dengan nama paparikan, dan dalam Batak pantun dikenal dengan Umpasa. Pada dasarnya, pantun terdiri dari empat larik atau baris, bersajak akhir a-b-a-b dan a-a-a-a. awal mulanya, panting adalah sebuah sastra lisan, tetapi sekarang banyak juga pantun yang tertulis.
Secara social, pantun memiliki peran yang sangat kuat di dalam pergaulan sehari hari, bahkan hingga saat ini. Di kalangan remaja, seseorang yang dapat berpantun biasanya akan dihargai. Seseorang yang dapat berpantun artinya ia dapat bermain kata kata dengan cepat.
Ada beberapa jenis pantun, salah satunya adalah pantun jenaka.
Pantun Jenaka pada dasarnya memiliki aturan yang sama dengan pantun pantun lain. Bedanya, pantun jenaka harus memiliki unsur humor sehingga dapat membuat pembacanya tertawa atau minimal tersenyum.  Tapi seiring berkembangnya jaman, pantun jenaka pun beberapa berubah menjadi satu sampiran dan satu isi.
Karena Pantun Jenaka memiliki unsur humor maka pantun ini bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, dan terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun Jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang gembira.

Berikut ini adalah beberapa contoh pantun jenaka :

Bagi yang suka Saxophone ini Sejarahnya

Saxophone adalah alat musik yang masuk dalam kategori aerophone, single-reed woodwind instrument. Saksofon biasanya terbuat dari logam dan dimainkan menggunakan single-reed seperti klarinet. Saksofon umumnya dihubungkan dengan popular music, big band music dan jazz, tapi awalnya ditujukan sebagai instrumen orkestra dan band militer. Saat ini saxophone sangat popular digunakan dalam musik jazz, dan memiliki berbagai jenis dengan range yang berbeda-beda.



Sejarah Saxophone

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...