Simbol Hubungan Intim
Tidak ada yang tahu, dari mana asal mula gendang itu. Yang pasti  keberadaannya bersamaan dengan lahirnya Tumanurung raja pertama(Sembah  pertama) di Kerajaan Gowa.
Salah seorang pemain gendang Sulawesi Selatan, Abdul Muin Dg. Mile (56),  mengungkapkan bahwa tidak ada yang tahu dari mana asal mula gendang  Makassar. Tetapi gendang itu ada sejak lahirnya Tumanurung sembah  pertama di Kerajaan Gowa.
Berbeda dengan gendang yang ada di daerah lain di Indonesia, gendang  makassar memiliki ciri khas tersendiri. Selain bentuknya yang menyerupai  telur, dibuat dari kayu khusus, ukurannya disesuaikan dengan ukuran  badan para penabuh atau pemiliknya. Tak mengherankan jika pemain atau  penabuh gendang di daerah ini juga pandai membuat gendang.
“Gendang Makassar, dibuat dari kayu Campaga dan kulit kambing serta  ukurannya disesuaikan dengan bodi yang memainkan gendang itu,” ujar  lelaki berkumis itu saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Bonto Nompo  Kabupaten Gowa.
Kulit kambing yang digunakan, tutur lelaki yang lebih dikenal dengan Dg  Mile ini, adalah kulit kambing jantan dan betina. Kulit jantan untuk  kepala dan kulit betina untuk pantat gendang. “Bunyi bum dihasilkan dari  kulit jantan sedangkan bunyi tak dihasilkan dari kulit betina yang  tipis. Nah inilah sehingga gendang itu dalam bahasa Makassar disebut  juga ganrang yang juga berarti sebagai hubungan intim suami istri,”.
Kulit kambing yang akan digunakan, dikeringkan terlebih dahulu beberapa  hari agar rambut-rambut yang melekat lepas. Untuk mempermudah saat  pemasangan, kulit kambing direndam dengan air dingin sekitar 2 jam.  Kemudian diikat dengan rotan. Saat ini, papar Dg Mile, memang banyak  gendang yang sudah tidak menggunakan rotan tetapi diganti dengan tasi  namun unsur seninya sudah berkurang.
Para pemimpin sanggar, seperti Dg Mile memiliki gendang khusus untuk  dirinya dan sangat sakral yang disebut pa’tabba. Gendang itu, terang  lelaki yang pernah memimpin pakarena di Gedung putih Amerika Serikat,  adalah salah satu kebesaran dan kebanggaan bagi pemilik atau sanggarnya.  “Gendang itu kalompoang jadi tidak bisa dimainkan oleh orang yang di  luar sanggar,” terangnya.
Dari segi ukuran dan kegunaannya, Gendang Makassar dibedakan atas dua  macam,  yaitu gendang besar dan gendang kecil. Gendang besar dimainkan  pada acara ritual seperti pengantin dan mengiringi tari Pakarena.  Sedangkan gendang kecil khusus dimainkan untuk mengiringi pencak silat.  Selain itu gendang dimainkan pada saat passili, potong rambut (hakikah),  mappaccing, sunatan, menjemput tamu pada saat pengantin atau mengantar  pengantin laki-laki (mapparola/ lekka).
Tidak semua orang Makassar yang mengambil dan mempertunjukkan kesenian  gendang pada acara pestanya, namun ada juga orang yang ketika tidak  mempertunjukkan gendang saat pestanya bisa sakit. Hal ini disebabkan  gendang memiliki hubungan emosional yang sekaligus menjadi hubungan  kepercayaan.
“Makanya jangan heran jika air Anda meneteskan air mata atau melihat  orang yang meteskan air mata saat mendengar bunyi tabuhan gendang pada  saat pesta pernikahan,” pangkasnya dengan tersenyum.
SALAM BUDAYA..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar