Senin, Februari 01, 2016

Macam macam Puisi dan Prosa

 

Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan bermakna. Dalam pengertian lama, puisi merupakan bentuk karangan terikat. Akan tetapi, dalam pengertian modern, puisi adalah aktualisasi ekspresi dan ungkapan jiwa penulisnya yang ditulis secara bebas namun tetap memiliki ciri yang khas.
b.    Jenis Puisi (Puisi lama)
Ciri-ciri:
•    Terikat oleh banyak baris dalam tiap bait.
•    Terikat oleh banyaknya kata atau suku kata dalam tiap baris.
•    Adanya rima atau persajakan.
•    Adanya irama atau ritme atau alunan bunyi.

Contoh:

Sungguh elok asam belimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbibir sumbing
Walau marah tertawa juga

Keterangan:

•    Empat baris dalam satu bait.
•    Setiap baris terdiri atas 4 kata.

Rumus sajak ab ab (belimbing/sumbing = a, lungga/juga = b)

•    Irama atau ritme akan terlihat kalau puisi (pantun) tersebut dibacakan. Timbulnya irama
karena adanya rima dan satuan sintaksis yang diwujudkan dalam tekanan, nada, dan jeda.

Jenis Puisi Lama:

Mantra, Gazal, Nazam, Bidal, Pantun kilat, Gurindam, Syair, Pantun, Talibun, Seloka

(Puisi Baru )

Ciri-ciri:
•    Tidak terikat aturan tertentu tetapi memiliki ciri khas.
•    Lebih mengutamakan isi/makna daripada struktur/bentuk.

Contoh:

Dengan Puisi, Aku
Karya: Taufiq Ismail
Dengan puisi,aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.

Keterangan:
•    Tidak ada aturan jumlah baris.
•    Tidak ada sampiran, semua merupakan isi.
•    Tetap ada ciri khas, bahasa padat.

Unsur-unsur Puisi
(1)   Unsur fisik
a.    Diksi atau pilihan kata

Pemilihan kata dalam puisi mempertimbangkan:
•    maknanya.
•    efek keindahan (estetis).
•    komposisi bunyi dalam rima dan irama (ritme).
•    kata-kata bersifat konotatif.
•    urutan kata.

b.    Pengimajian
•    Pengalaman imajinasi penyair.
•    Pembaca merasa melihat dan merasakan.
c.    Bahasa figuratif (majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan. Majas yang sering digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan dan sebagainya antara lain: majas personifikasi, perbandingan, metafora, alegori, repetisi, paralelisme, hiperbola, dan eufisme
d.   Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Fungsi rima:
•    membentuk musikalitas,
•    efek bunyi semakin indah,
•    makna yang ditimbulkan semakin kuat.
(2)   Unsur batin
a.     Tema dan amanat
Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan oleh penyair.
Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
b.    Perasaan
Puisi merupakan ekspresi perasaan penyair. Ekspresi itu dapat berupa kegelisahan,
kerinduan, kekaguman kepada alam.
c.    Nada dan Suasana
Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembaca. Apakah melalui puisinya ia akan menasihati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas. Sedangkan suasana adalah kondisi jiwa pembaca setelah membaca puisi.

Prosa

Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita. Prosa sering disebut karangan bebas karena tidak mengandung rima dan ritme seperti halnya puisi. Prosa yang termasuk dalam karya sastra sebagai berikut:
a.    Prosa fiksi, misalnya cerpen, roman, dan novel.
b.    Prosa nonfiksi, misalnya biografi, autobiografi, esai, dan kritik.
a.    Jenis Prosa Fiksi
(1)  Cerpen
Cerpen adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ciri-ciri cerpen:
•    Alur atau plotnya tunggal/sederhana.    ,
•    Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan terbatas.
•    Hanya mengungkapkan sam masalah kehidupan.
•    Pemusatan perhatian hanya pada satu tokoh.
(2)   Roman dan Novel
Roman adalah sejenis prosa yang menceritakan tokoh utamanya dari kecil hingga dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Sedangkan novel adalah sejenis prosa yang tokoh utamanya mengalami perubahan nasib. Ciri-ciri roman dan novel:
•    Memiliki lebih dari satu alur/plot.
•    Umumnya tokoh cerita banyak dengan berbagai karakter.
•    Tema lebih kompleks, ditandai dengan tema-tema bawahan.
•    Mengandung latar geografi atau tempat para tokohnya bermain.
Unsur-unsur Prosa Fiksi
(1)   Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra, misalnya; tema, alur/plot, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
(a)    Tema
Tema.adalah ide pokok suatu cerita. Tema cerpen, roman atau novel biasanya menyangkut persoalan kehidupan manusia, misalnya keberanian, kasih sayang, kekuasaan, dan sebagainya. Contoh:
Sedetik, dua detik, tiga detik, seolah-olah tiap detik merupakan bayangan maut yang dahsyat bagi kendaraan itu. Dan kendaraan itu makin dekat dan lebih dekat jaraknya dengan pohon-pohon itu.
Tiba-tiba terdengar suara peluru yang dimuntahkan dari laras-laras karaben, sten, pistol dan granat-granat dilem’parkan ke arah sasarannya. Jip terpental, jatuh terguling, kacanya berantakan dan kapnya ringsek. Terdengar suara-suara jeritan mengerikan karena kaget serta ketakutan yang tiba-tiba. Tampak benar isinya, orang-orang di dalamnya itu ada yang terpental keluar jatuh di tanah dengan tubuh terkoyak -koyak, ada yang mati saat itu tertindih jip. Sesaat lagi menyusul ledakan granat dan letusan-letusan senapan. Bangkai-bangkai berserakan di tanah, mandi darah. Tubuh-tubuh terkoyak menjadi kepingan yang tak mungkin dikenal orang. Puas sudah para pejuang melihat tubuh si Tuan Belanda Binasa, yakni Si Tuan yang telah merampas kemerdekaan bangsa.
Penggalan cerpen di atas bertema kepahlawanan, yakni sifat gagah berani yang ditunjukkan para pejuang dalam menghadapi penjajah Belanda.
(b)    Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
Contoh:
Amanat penggalan cerpen di atas adalah berjuanglah dengan penuh keyakinan,
kekompakan, dan keberanian agar memperoleh kemenangan atau kemerdekaan.
(c)    Latar
Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana sebagai lokasi dan situasi yang melingkungi tokoh-tokoh dalam cerita. Contoh:
Atas saran Muluk, sahabat, Zainuddin kemudian pindah ke Jakarta. Di Jakarta Zainuddin menjadi seorang penulis. Tulisannya makin lama makin banyak, sehingga ia mulai dikenal banyak orang. Kemudian, dengan ditemani sahabat karibnya itu, Zainuddin pindah lagi ke Surabaya. Di Surabaya pun ia masih menjadi penulis yang produktif. Namanya sangat terkenal di masyarakat Surabaya. Ia juga dikenal sebagai penulis yang kaya dan dermawan.
Latar tempat penggalan roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di atas adalah Jakarta dan Surabaya.
(d) Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau karakter tokoh-tokoh csru
Untuk menggambarkan karakter tokoh dapat dilakukan antara lain dengan:
•    penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
•    penggambaran kebiasaan tokoh.
•    penggambaran lingkungan kehidupan tokoh.
•    pengarang menceritakan secara langsung.
•    penggambaran tokoh lain.
Contoh:
Watak tokoh Zainuddin dalam penggalan roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di atas
diceritakan secara langsung oleh pengarang, yakni sebagai tokoh yang kaya dan dermawan.
Sudut pandang atau point of view
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
•    Sudut pandang orang pertama
Ciri-cirinya:
Memakai tokoh aku atau saya dalam cerita. Pengarang menjadi tokoh utama atau tokoh pembantu.
Contoh:
Sampai di rumah, saya tambatkan kuda saya di dekat kereta dan menatap cakrawala. Di
bawah bayang-bayang matahari yang sedang tenggelam, saya melihat awan tebal berkumpul
di situ. Saya menggumam, “Besok pasti hujan lebat!” lalu masuk ke dalam rumah.
Ketika saya sedang duduk-duduk sambil minum teh, tiba-tiba terdengar seseorang
berteriak keras-keras, ‘Kebakaran! Kebakaran!”
Penggalan cerita di atas menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama.
•    Sudut pandang orang ketiga
Ciri-ciri:
Menggunakan tokoh ia, dia atau memakai nama orang
Pengarang berdiri di luar cerita, tidak memegang peranan.
Contoh:
Kemarin ia memecahkan pegangan cangkir. Lalu ibu tirinya melemparkan cangkir tersebut ke muka Kiem dan hampir saja kena matanya. Kemudian ketika perempuan tersebut mendengar celaan-celaan tetangganya, ia memaksa suaminya untuk mengikat Kiem di kaki tempat tidur dan memukulinya. Masya Allah! Bagaimana ia bisa begitu kejam kepada anak yang penurut dan sesantun itu.
(e) Plot atau alur
Plot adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra.
Macam-macam alur:
•    Alur bawahan, alur tambahan yang disisipkan di sela-sela alur utama.
•    Alur longgar, alur yang jalinan peristiwanya tidak memperlihatkan hubungan yang padu.
•    Alur erat, alur yang jalinan peristiwanya memperlihatkan hubungan yang padu.
•    Alur menanjak, alur yang jalinan peristiwanya menanjak sampai cerita selesai.
•    Alur mundur, alur yang jalinan peristiwanya mengisahkan peristiwa masa lalu.
Contoh:
Ayahku terbunuh. Kuyakin kau tahu, pernah kusurati kau. Ia termasuk korban orang yang kalap di pasar. Di samping ayah, beberapa korban jatuh termasuk seorang ibu yang sedang hamil. Waktu itu beritanya tersebar luas. Tetapi kehidupan keluarga kami tidak dapat berhenti dengan berita dan terali bagi pelakunya. Sedangkan aku merupakan gadis tertua dari delapan bersaudara. Bisa dapat Kak Yos bayangkan waktu itu bagaimana situasi dan kondisi kami setelah kepergian ayah.
Alur di atas termasuk alur mundur karena pengarang mengisahkan peristiwa masa lalu. Hal ini dapat kita kenali dengan kalimat:
•    Kuyakin kau tahu, pernah kusurati kau.
•    Waktu itu beritanya tersebar luas. Tahapan-tahapan alur:
•    Pengenalan situasi cerita.    •      Puncak konflik.
•    Pengungkapan peristiwa.    •      Puncak penyelesaian atau ending.
•    Menuju pada adanya konflik. Contoh:
Burung-burung meneriakkan suara duka. Langit seperti enggan membuka tirai birunya. Laut seperti enggan memukulkan ombaknya. Angin seperti tak mau bertiup, sekadar menyegarkan raga. Buana seluruhnya berkabung dalam irama duka. Ya, berkabung karena salah seorang putra bangsa terbaik mengakhiri hidupnya di tiang gantungan penjajah.
Penggalan cerpen di atas baru mengenalkan situasi cerita. Pengarang memislai cerita dengan mendeskripsikan keadaan alam dan mengenalkan tokoh. Itu pun belum disebut nama tokohnya (seorang putra bangsa terbaik).


Salam budaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...