Kamis, Oktober 13, 2011

Ketangkasan Pa'raga

TAHUKAH Anda bahwa asal muasal sepak takraw adalah pa'raga atau sepak raga? Ini adalah sebuah permainan khas Makassar yang memadukan unsur ketangkasan dan bela diri. Atraksi pa'raga masih terus dimainkan oleh para pemuda di Makassar hingga saat ini.

Kesamaan pa'raga dengan sepak takraw adalah sama-sama menggunakan bola rotan dan memainkannya dengan kaki. Tetapi pa'raga mempertontonkan atraksi yang luar biasa, bukan sekedar menendang bola agar jatuh ke daerah lawan seperti pada sepak takraw.

Pemain pa'raga biasanya adalah para pemuda yang terlatih baik. Mengenakan pakaian adat yang terdiri dari passapu (penutup kepala khas Makassar berbetuk segi tiga), baju tutup (jas tradisional), dan lipa sabbe (sarung khas Makassar yang terbuat dari kain sutera), para pemuda ini beratraksi.


Pemain pa'raga terdiri antara tiga hingga enam orang. Permainan dimulai dengan saling mengoper bola dari kaki ke kaki. Lalu, mereka membentuk formasi susun di mana salah satu dari mereka naik dan berpijak di bahu pemain yang lain. Formasi ini lama kelamaan semakin tinggi hingga menjadi dua bahkan tiga susun.

Bola dioper dari bawah ke atas melalui satu pemain ke pemain yang lain. Tentu tetap dengan kaki. Hingga akhirnya pemain yang berada di puncak formasi susun itu memainkan atraksi mempertahankan tendangan-tendangan bola di kakinya. Ketangkasan para pemuda ini kerap mengundang decak kagum.

Sebelum berkembang menjadi olahraga sepak takraw, ma'raga (gerakan melakukan raga) adalah gerakan-gerakan seni bela diri. Permainan raga muncul dari sebuah kampung bernama Ujungbulo yang terletak di luar Kota Makassar.

Awalnya, gerakan-gerakan ini hanya gerakan biasa tanpa iringan gendang, gong, dan terompet tradisional. Kerajaan Gowa yang memasukkan unsur musik dalam atraksi pa'raga sehingga permainan ini bukan sekedar atraksi biasa melainkan menjadi sebuah atraksi yang memiliki unsur estetika.

Pada masa penetrasi agama Islam di wilayah Kesultanan Gowa, pa'raga menjadi media efektif untuk menyebarkan agama itu di kalangan rakyat. Hingga sekarang pun nuansa Islam dalam permainan ini masih kental terasa. Pemain pa'raga selalu melafalkan kalimat La ilaha illallah saat beratraksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...