Rabu, Oktober 19, 2011

Macam Gerakan Tari Pakarena

Sejarah Tari Pakarena

Dalam perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa, keadaan lingkungan alam dan lain-lain sebagainya, adalah beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat dari suatu bangsa. Sebagian perkembangan ini, dapat kita temu dengan adanya tata cara hidup dalam kehidupan manusia. Demikian melalui sejarah kesenian kebudayan Sulawesi Selatan. Dewata ini, dikenal berbagai macam kesenian yang kesemuanya ini adalah merupakan satu pertanda bahwa betapapun, masyarakat Sulawesi Selatan telah pula bangkit, atau mengikuti perkembangan dunia, lewat kesenian kebudayaannya yang mana salah satu dari sekian banyak hal-hal yang dapat menunjang terwujudnya kemajuan bangsa. Ditinjau dari segala segi, utamanya pengaruh keadaan, lingkungan, kini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Tari Pakarena yang pada mulanya merupakan tarian pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau bergantung kepada alam tak nyata atau alam gaib, dimana tari adalah merupakan salah satu cara untuk menyampaikan hasrat atau keinginan akan berhasilnya sesuatu yang diinginkan, persembahan seperti ini hamper sama, yakni ketika manusia masih hidup dalam kehidupan alam primitive. Bahwa pernyataan gerak adalah lambing komunikasi manusia antara manusia, utamanya kepada Dewata atau Batara.
Kemudian setelah masuknya agama Islam di daerah (Rumpun yang memelihara tari Pakarena, antara lain; Gowa, Bantaeng, Jeneponto, Selayar, Takalar). Tari Pakarena ini telah menjadi tari adat, dimana tari tersebut hidup dan berkembang dalam lingkungan istana yaitu diadakan pada upacara-upacara adat. Hingga dengan pesatnya perkembangan Kerajaan Gowa, sejak Tumanurung merajai Butta Gowa (Daerah Gowa) sampai saat pemerintahan Sultan Hasanuddin menjadi raja. Tamu-tamu terhormat dan tarian ini tetap terpelihara dalam istana. Tarian Sulawesi Selatan

Tari Pakarena dari Gowa sejarah tentang terciptanya menurut orang-orang tua dahulu kala, jauh sebelum agama Islam masuk di daerah Gowa, terjadilah kisah seperti ini untuk mengenakan dan mengingat-ingat orang-orang dahulu kala atau nenek moyang dimana dikatakan bahwa suatu ketika makhluk-makhluk yang ada dikayangan dan yang berada di bumi tidak akan bertemu lagi. Olehnya itu perlu memberikan satu petunjuk-petunjuk lagi manusia pada zaman itu dan pada zaman yang akan datang.
Manusia-manusia dikayangan mengajarkan pada penduduk bumi bagaimana caranya bekerja seperti menjaga anak, memintai benang, bersahabat/bermasyarakat dan lain-lain. Kesemuanya ini dilakukan dengan gerakan dan dengan gerakan-gerakan ini maka terciptalah tari “Tari Pakarena”.
Macam Gerakan Tari Pakarena
Yaitu terdiri dari jenis
  1. Sambori’na (berteman)
  2. Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai)
  3. Anging kamalino (angin tanpa berhembus)
  4. Digandang (berulang-ulang)
  5. Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi)
  6. Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam
  7. So’naya (yang bermimpi)
  8. Lambbasari (hati timur)

Salam Budaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...