Rabu, Oktober 19, 2011

Seni Tari Kontemporer

Perkembangan dunia tari dewasa ini semakin marak, semua ini ditandai dengan adanya berbagai negara telah menyelenggarakan festival tari baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Jika ditinjau dari segi gaya serta coraknya cukup membuat dunia tari semakin hidup, seolah-olah tidak akan pernah mati, dimulai dari festival tari rakyat, klasik, modern sampai pada tari kontemporer yang saat ini tumbuh dan berkembang. Kegiatan seperti ini merupakan kesempatan emas guna untuk memacu kreativitas para penari, koreografer, kritikus, penulis sampai pada manajemen kesenian itu namun tari telah pula sendiri.
Memilih tari kontemporer dalam berbagai kegiatan festival tari yakni untuk menyongsong masa depan tari di Indonesia, sebagai forum pertukaran gagasan bagi para profesional tari yang datang dari berbagai penjuru dunia. tari tidak lagi dibatasi oleh gerak, ruang, waktu dan tenaga namun tari telah pula menjadi ilmu yang harus di dalami sesuai dengan meningkatnya pola pikir manusia dalam menyongsong era baru. Istilah apalagi yang akan muncul setelah tari kontemporer yang sekarang tumbuh dan berkembang, perkembangannya tidak saja terjadi di kota-kota besar namun telah pula menjalar ke darah-daerah.
Pemunculan iven tari kontemporer itu bisa kita lihat di daerah-daerah seperti; Sumatera Barat dengan tajuk Contemporary Dance Festival (CDF), Sumatera Utara, Jambi dan Riau. Riau dengan tajuk Pasar Tari Kontemporer yang digagas oleh Pusat latihan tari Laksemana pimpinan Iwan Irawan. Sedangkan provinsi Kepulauan Riau pernah waktu melalui kegiatan tahunan dengan Bintan Arts Festival. Entah tahun berapa persisnya pernah mengundang koreografer dari Sumatera Utara dengan koreografer Anton Sitepu, sedangkan dari Pada dan terbina dengan adanya festival taring menjemput koreografer Eri Mefri. Suatu terobosan yang menarik bagi seniman Kepri, khusus seniman tarinya dengan kwalitas yang menjanjikan, dan mestinya iven ini tetap terjaga, terbina dengan membuat iven-iven tari lainnya. Di sayangkan kegiatan ini tidak dilanjutkan, sehingga tari ke kinian itu tidak maksimal diperkenalkan kepada masyarakat di Kepri.
Sekarang tinggal manusianya (koreografer), apakah ia akan berbuat untuk sebuah iven besar saja, kalaulah hal ini yang menjadi acuan bagi seniman di daerah ini maka akan terjadi seniman karbit. Semoga saja seniman di sini berbuat untuk perkembangan intelektualnya. Pikiran ini banyak tertumpu pada penata tari muda, karena di samping sebagai generasi penerus ia harus berbenah diri, dan mendewasakan diri untuk menyongsong karya-karya yang bermutu. Masa muda adalah masa yang penuh semangat untuk berbuat, masa muda sarat dengan daya imajinasi, daya kreasi dan usaha pantang menyerah. Akan tetapi dalam seni semangat saja belumlah cukup. Kemampuan tehnik, kepekaan rasa, pengetahuan, kecerdasan serta pengalaman ikut menentukan.
Hendaknya semangat muda itu di sadari dan di bina, karena semangat yang menggebu itu jikalau tidak disalurkan akan mudah putus dan susah utnuk bangkit kembali, padahal para muda itu menjadi tumpuan masa depan yang bahasa slogannya adalah generasi penerus. Namun tak berarti juga semua yang diterima dari yang tua harus diteruskan atau sebaliknya semua yang lama harus diganti. Sebab dalam kehidupan selalu terdiri dari tiga generasi; yang sudah senja, yang sedang berkuasa dan yang akan menggantikan. Alangkah bijaknya jika nilai lama yang masih relevan diteruskan. Tapi sepantasnya pula generasi muda diberi kesempatan untuk menemukan jati diri dan mengukir prestasi sesuai dengan gelora jiwa masa kini.
Tari kontemporer merupakan salah satu gejala dalam kehidupan modern kita dewasa ini. Keberadaannya dikalangan seniman sudah tidak asing lagi, tapi dari kalangan awam tari dari golongan ini masih kurang di kenali. Kebanyakan orang tidak mengerti, nilai-nilai dan kwalitas yang terkandung. Apakah kiranya yang dapat diharapkan dari tari yang menamai dirinya tari kontemporer itu, yang ditangkap hanya keanehannya saja oleh karena dilatarbelakangi oleh ketidaklazimannnya itu. Kiranya usaha atau iven-iven seperti Bintan Arts festival, Pasar tari Kontemporer dan kegiatan apa lagi yang akan muncul. Kegiatan seperti ini yang akan menjembatani pemahaman dalam masyarakat itu, karya yang disajikan dapat disimak, dinilai dan dihayati oleh banyak orang, yang kemudian diperbincangkan dan dikenang, dan kemudian orang mengharapkan untuk melihat karya-karya tari kontemporer yang lain.
Tari kontemporer atau tari masa kini merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seniman tari sebagai perkembangan lebih lanjut dari gerakan yang dilancarkan oleh seni modern, yang cendrung untuk menentang tradisi. Usaha yang keras untuk menemukan bentuk-bentuk baru, azas-azas komposisi baru dan bahkan sumber-sumber gerak selalu ada di sana di pusat medan kreativitas di mana sang seniman bekerja untuk mencari kemerdekaannya.
Seni tari kontemporer secara umum juga cendrung untuk menanggapi masalah aktual yang terjadi dalam masyarakat masing-masing atau masalah apa saja yang dikenali sebagai masalah global. Namun, sang seniman juga hidup dalam lingkungan tradisi di mana tradisi itu berada, tradisi itu diraasakan sebagai sesuatu yang harus di hadapi, bahkan dilawan, tetapi adakalanya juga samar-samar dikenali sehingga menjadi tantangan untuk meraihnya. Melihta pada situasi yang seperti ini maka seniman itu didesak untuk bersikap terhadap tradisi melalui suatu dialog yang mempunyai arti, baik pada tataran konsep maupun pada tehnik. Kecendrungan dalam mencari penemuan-penemuan baru, mencari sumber-sumber gerak yang baru, tehnik-tehnik yang baru. Agaknya hal seperti inilah yang digemari oleh penata tari muda sekarang lalu di tampung oleh sauatu wadah yang sering dinamakan festival. kebebasan seperti ini dijadikan sebagai wadah dan lahan yang luas menuangkan ide, gagasan, sehingga ia mampu dan siap untuk menyajikan yang sifatnya kebaru-baruan. Hal yang berbau kebaru-baruan tentu banyak mempertimbangan dari segala asfek agar menajdi sebuah yang berarti seperti pendalaman konsep dari sebuah pikiran yang akan dilahirkan.
Perkembangan tai kontemporer beserta asfek-asfek pendukungnya telah nampak dalam wujud yang nyata, sebagai indikasi dari festival tari yang diadakan telah melahirkan penata tari muda dalam menyongsong masa depan tari di indonesia. Tinggal sekarang pemantapan dan bimbingan serta motivasi diri yang paling menentukan, semua ini ditandai dengan usaha-usaha seperti hasil kreativitas.
yang lebih prinsipil yaitu bagaimana usaha kita tidak menjadi seniman pesanan, karena dengan menjadi seniman pesanan akan mengakibatkjan lamban dalam perkembangan. lalu jalan yang terbaik dalam mengukir sebuah prestasi seni adalah apabila diri seniman itu dikomandoi oleh hati dan perasaannya sendiri utnuk berbuat atau berkarya. Intinya diri seniman itu tidak selalu dikomandoi oleh sebuah iven yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...